Perselisihan Memanas Antara Presiden AS Donald Trump Dengan Walikota London Sadiq Khan


Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat pernyataan pedas. Dia menyatakan Wali Kota London Sadiq Khan adalah bencana dan perlu diganti. Perselisihan Trump versus Khan sebenarnya sudah dimulai sejak empat tahun yang lalu. 

Dirangkum detikcom dari BBC, AFP, dan The Guardian hingga Minggu (16/6/2019), berikut adalah jejak perselisihan Trump vs Khan sejak pengujung 2015. 

10 Desember 2015

Saat itu AS sedang berduka karena peristiwa berdarah penembakan San Bernardino, California. Trump berkomentar tentang muslim, yang kebetulan menjadi komunitas tempat Khan berasal. Menurut Trump, sebagian London "sangat teradikalisasi, polisi takut dengan keselamatan nyawanya".

Khan menilai komentar Trump sangat "memecah belah dan kasar". Khan saat itu juga bereaksi atas rencana Trump melarang orang-orang muslim untuk masuk ke AS. Ini disampaikannya saat acara Victoria Derbyshire. 

Khan yang saat itu masih menjadi kandidat wali kota London berharap Trump yang masih menjadi capres Republikan AS "kalah telak" dalam Pilpres AS. 

10 Mei 2016

Setelah Khan terpilih jadi Wali Kota London, Trump menyarankan agar Khan dibebaskan dari rencana pelarangan bepergian orang-orang muslim ke AS. "Akan selalu ada pengecualian," kata Trump. Saat itu Trump menyatakan terpilihnya Khan menjadi Wali Kota London sebagai "hal yang baik".

16 Mei 2016

Khan mengatakan, sebagaimana dilansir The Guardian, pandangan Trump tentang muslim adalah pandangan yang "bodoh". Membalas Khan, Trump menantang Khan untuk tes IQ. "Saya akan selalu ingat pernyataan itu. Itu adalah pernyataan yang sangat menjijikan," kata Trump.

4 Juni 2017

Setelah serangan teroris di Borough Market dan London Bridge, Trump berkomentar pedas. Trump mengkritik Khan yang mengatakan "tak ada alasan untuk khawatir."

Sebenarnya, Khan mengatakan ke publik agar tak perlu khawatir dengan kehadiran polisi di jalanan London. Juru bicara Khan menanggapi Trump, "Ada hal-hal lain yang lebih penting untuk dilakukan ketimbang menanggapi cuitan Donald Trump yang kurang informasi dan secara sengaja mengambilnya di luar konteks." 

6 Juni 2017 

Khan menyerukan agar pemerintah Inggris membatalkan kunjungan Trump ke Inggris. "Saya pikir kita tak perlu menggelar karpet merah untuk Presiden AS di tengah situasi kebijakannya yang bertentangan dengan semua yang kita perjuangkan," kata Khan.

29 Juli 2017

Khan berbicara kepada The Guardian, dia sebenarnya ogah-ogahan menghadiri penyambutan kedatangan Trump. "Kami bukan anak sekolah. Dia adalah Presiden AS, jadi saya tidak paham apa sebenarnya keluhannya kepada saya," kata Khan.

5 Juli 2018

Kantor Khan memberi izin kepada aktivis anti-Trump untuk melayangkan balon simbol protes terhadap Trump. Bentuk balon itu adalah Trump dalam bentuk bayi berpopok. Tak selang berapa lama, pengkampanye kebebasan berbicara juga melayangkan balon berbentuk Khan mengenakan bikini kuning.

13 Juli 2018

Dalam kunjungan kerja ke London, Trump menyebut Khan telah, "Bekerja dengan sangat buruk untuk menangani terorisme." Dia menambahkan, "Saya pikir dia telah bekerja dengan buruk dalam menangani kriminalitas, jika Anda mencermatinya, semua kejadian-kejadian buruk berlangsung di sana, dengan semua kejahatan dibawa masuk."

1 Juni 2019

Khan menulis di Observer, membandingkan bahasa yang digunakan Trump dengan tokoh-tokoh fasis Abad 20. 

"Presiden Donald Trump hanya satu dari contoh paling mengerikan dari ancaman global. Kaum kanan jauh sedang naik daun di seluruh dunia, mengancam kemenangan-kemenangan yang telah kita raih dengan susah payah-yakni hak, kebebasan, dan nilai-nilai yang membentuk masyarakat liberal demokratis selama 70 tahun terakhir," tulis dia.

2 Juni 2019

Dalam sebuah wawancara dengan Sunday Times, Trump membandingkan Khan dengan Wali Kota New York, Bill de Blasio, dan mengatakan dia tak punya rencana untuk bertemu selama kunjungan kenegaraannya ke London. "Saya tak banyak berpikir tentang dia. Saya pikir dia dia adalah kembaran De Blasio, tapi dia lebih pendek." 

3 Juni 2019

Setelah dia mendarat di Inggris, Trump menyebut Khan sebagai "pecundang sejati" dan "sangat bodoh". Kantor Khan kemudian menuding Trump "kekanak-kanakan".

15 Juni 2019

Tiga orang terbunuh di London dalam kurun waktu 24 jam. Trump kemudian mencuit lewat Twitternya. Cuitan Trump menanggapi komentator sayap kanan, Katie Hopkins. 

"London butuh seorang wali kota baru sesegera mungkin. Khan adalah sebuah bencana - hanya akan menjadi lebih buruk!" cuit Trump.

Selang beberapa jam, Trump mencuit lagi. Kali ini dia merespons jurnalis Texas Jessica Fletcher yang tak ingin mengunjungi London gara-gara ada Khan.

"Dia adalah aib nasional yang menghancurkan Kota London!" cuit Trump.

Detik.com

Post a Comment

0 Comments