Rachmawati Soekarnoputri menyebut kakaknya, Megawati Soekarnoputri, melakukan makar saat menjabat wakil presiden mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Puan Maharani, putri Megawati pun angkat bicara. Puan tak rela ibunya dituding makar.
Tudingan makar itu dilontarkan Rachmawati pada Selasa (14/5/2019). Rachmawati mulanya membandingkan laporan makar atas Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen dengan sikap Megawati Soekarnoputri saat menjabat wakil presiden mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Rachmawati menilai Megawati-lah yang seharusnya dianggap makar.
"Kalau mau bicara secara objektif, yang disebut makar itu adalah Megawati Soekarnoputri. Ketika Gus Dur memerintah, Gus Dur sudah mengatakan memilih Chaeruddin Ismail sebagai Kapolri, tapi Megawati melakukan insubordinasi pembangkangan terhadap Presiden. Dia melakukan apa yang dipilih adalah Bimantoro (Surojo Bimantoro)," kata Rachmawati di kediamannya, Jalan Jatipadang Nomor 54, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Tak hanya melakukan pembangkangan terhadap presiden, kata Rachmawati, sang kakak juga saat itu memecah belah TNI-Polri. Bahkan, menurutnya apa yang dilakukan Megawati saat itu telah memenuhi unsur makar, yakni penggunaan kekuatan bersenjata.
"Kemudian dia pecah belah lagi TNI-Polri. Moncongnya yang namanya Jenderal Ryamizard sebagai KSAD. Saya ingat sekali saya ada di Istana sama Gus Dur itu moncongnya sudah diarahkan ke Istana. Itu yang namanya makar unsurnya masuk, menggunakan kekuatan bersenjata, sedangkan kami ini apa? Selama pengajuan untuk perubahan ketatanegaraan, itu tidak bisa dipidana. Saya melakukan itu, itulah kalau mau bicara tentang Pak Kivlan," tuturnya.
"Megawati gimana itu? Saya mau tanya itu ahli hukum. Bagaimana itu TNI-Polri menyikapi Mega? Kedua saudara saya juga Sukmawati melakukan penghinaan terhadap agama, kenapa dia nggak diproses, tahu-tahu sudah di SP-3. Coba, mana keadilannya," ucapnya.
Detik.com
0 Comments